SafelinkU | Shorten your link and earn money
Hosting Gratis
Traffic Exchange, Social Media Exchange - HubHits
gravatar

Syekh Yusuf al Makassari (tasbihnya gentarkan kompeni)





     Kapal "de voetboog" milik VOC melempar jauh di tanjung harapan afrika selatan, Pada 2 april 1694, mengakhiri perjalanan panjangnya mengarungi lautan hindia dari srilanka. Penumpang utamanya adalah seorang yang terbilang renta, 69 tahun, yang diikuti secara takzim oleh 49 pengikutnya. Dua bulan kemuadian, si oarng tua beserta rombongannya dipindahkan ke zandevliet, sebuah desa pertanian di sungai eerste. Kelak, nama yang di tempatinya di kenal sebagai macassar, Dan daerah pantainya di sebut pantai macassar.


    VOC sungguh cemas atas pengaruh orang ini kepada orang-orang melayu. Kompeni etlah disusahkan olehnya dengan perlawanan di pedalaman jawa barat, guna meneruskan perjuangan rakyat dan bangsawan banten. Begitu berhasil di perdaya dan akhirnya di tawan di penjara batavia, tembok jeruji yang dingin dan pengappun tak mampu membekap sepenuhnya. Ribuan masa senantiasa meneriakan namanya, menghafal ajarannya, hingga penguasa VOC memindahkan penagsingannya ke srilanka.

   Dalam pengasingannya di srilanka, ia tetap menulis. Dan disinilah ternayata tulisannya pun tak kalah tajamnya dengan gagang senjata, yang pernah digunakan kala membela sahabat sekaligus mertuanya, sultan ageng tirtayasa (1651-1683), penguasa banten yang saleh dan gigih menentang dominasi VOC. Justru di pembuangan srilanka ini minat dan hasrat menulisnya menemukan momentum dan tercatat paling produktif dalam menghasilkan karya keagamaan.
  
    Tulisannya menyapa tak hanya saudara sebangsanya yang berlabuh di pantai srilanka, baik pulang maupun kala berangkat menuju makkah, namun juga para ulama india yang menjadi penasihat Aurangjeb (1659-1707), yang menguasai anak benua india. Karena itulah sang maharaja mogul senantiasa mengingatkan agar VOC menghormati tawanannya.
  
   Dialah tuanta salamaka ri gowa Syekh yusuf abul mahasin Al-Yaj Al-Khawati Al-makkasari Al-bantani, yang akrab di kenal sebagai syekh yusuf. Ratusan ribu kilo telah ia tinggalkan dari tanah kelahirannya nun di makassar sana. Hasrat kerinduannya lambaian nyiur dan aroma sedap rempah bumi pertiwi tentu tak kesampaian dia nikmati lagi. Namun baginya, dimana pun bumi dipijak, itu tetap bumi alloh, yang harus di junjung dengan bina dan bakti.
  
    Di tangan seorang yang mempuni dalam ilmu fiqih, tauhid, kalam, juga syekh pemegang ijazah tarekat naqsabandiah, Qadiriah, Syattariyah, dan Riffa`iyyah, siapa manusia yang tak jatuh hati untuk senantiasa untuk mendekati sumber ilmu yang berlimpah itu, mengharap berkah dan wasilah dalam pujian doa kepada alloh ta`ala. Sekh yusuf menjadi pembangkit semangat keagamaan pada komunitas melayu yang di buang atau di jadikan budak di bumi afrika  ini.

    Komunitas ini, sedianya hendak dikristenkan, pun Al-makassari. Kegagalan  ini, tulis sarjana Evangelis Zwemer, jelas tanggung jawab Petrus kalden, pendeta gereja belanda di cape town. Sebaliknya, dengan segenap ilmu, kelembutan hati, juga faktor kesamaan etnis dan nasib, Syekh yusuf memantikkan sekaligus mengobarkan kembali api keislaman yang telah redup di dada komunitas yang hampa karena ketercampakkan dari lingkungan aslinya. 

   Ya, ternyata ada kiblat dan makka, sekalipun di bumi yang asing nanterpencil tak mengurangi kecemasan VOC. Berkali-kali kerabat istana gowa melalui sultan abdul jalil (1677-1709) meminta pemulangan orang tua ini, berkali-kali pula penolakan di layangakan. Ia baru diizinkan pulang pasca limatahun semenjak wafatnya pada 22 Dzulkhaidah 1111 atau 22 mei 1699.

  Syekh yusuf dikuburkan di lakiung pada 6 april 1705. namun faure, tepatnya di perbukitan false bay, juga meyakini bahwa manusia agung itu bersemayam di sini, menjadi makam kramat dan pusat ziarah. Bahkan presiden pertama berkulit hitam, Nelson mandela, menyebut syekh yusuf sebagai "Salah seorang putra afrika terbaik". Keturunan sang syekh pun beranak pinak di sini, dengan tetap mempertahankan islam sebagai dasar kepercayaannya di cape malays.

   Muhammad yusuf lahir di gowa, sulawesi selatan 3 juli 1626, dari pasangan abdulloh dan aminah. Ia termasuk kerabat istana karena masih kemenakan penguasa gowa, Sultan Alauddin. Semenjak beliau  diajar membaca Al-Quran dari guru setempat bernama daeng ri tasammang. Selanjutnya, dia belajar bahasa arab, fikih, tauhid, dan tasauf dengan Sayid Ba`Alwi bin Abdulloh Al Allamah Tharir, seorang arab yang tinggal di Bantoala. Ketika berusia 15 tahun, dia belajar di cikoang dengan Jalaludin Al Aidid, seorang guru kelana yang datang dari aceh, Kutai dan akhirnya menetap di cikoang.

   Ia memendam hasrat yang bergelora untuk senantiasa mengasah daya intleknya. Kerajaan gowa, tempat dia hidup kala itu, merupakan pelabuhan penting menuju maluku, penghasil rempah-rempah utama, yang menjadi komoditas berharga buat negri atas angin(arabia dan eropa).

   Sebelum menemui syekh reniri di aceh, ia berlabuh di kesultanan banten, yang kala itu tumbuh sebagai pusat perdagangan alternatif (saingan batavia VOC) dan juga sumber ilmu islam. Darah kebangsawanan menuntun Syekh yusuf memasuki lingkaran dalam istana, hingga ia kenal dengan Sultan Abu Al Mafakhir `Abd Al Qadir (1626-1651) dan akrab juga dengan pangeran surya, putra mahkota yang kelak bergelar sultan Abdul Fatah atau akrab sebagai sultan ageng tirtayasa.

  Kemudian, dia melanjutkan ke serambi makkah, Aceh. Hasratnya ingin berguru kepada Syekh Nuruddin ar Raniri, mufti kesultanan aceh. Sayang, beliau telah pulang ke asalnya di ranir, india. Akhirnya syekh yusuf berlayar menuju Gujarat. Setelah mereguk ilmu Syekh Umar bin Abdullah Ba Syayban, Yakni guru dari Syekh nuruddin, pengembara asal makassar ini pun kembali bertolak menuju yaman.

   Di Yamanlah, ia mendapatkan taman ilmu yang teramat mencengangkan. Betapa banyak alim yang siap menurunka ilmu-ilmu kepada para talib (santri) yang cerdas dan berkemauan keras. Kesempatan inilah yang tidak di siakan oleh syekh yusuf. Di kota Zabid, Syekh yusuf belajar kepada syekh Muhammad bin naqsabandi (tarekat naksabandi); Sayid Ali al Zabidi (sufi dan ahli hadist); dan Muhammad Al bin Wajih al Sa`di al Yamani.

  Usai mereguk ilmu di yaman, Syekh yusuf menuju ke jantung islam, yakni di haramain, Makkah dan Madinah. Ia di percaya oleh gurunya Ibrahim al-Kurani, hingga di minta gurunya untuk menyalin, antara lain Al durrat al fakhirah dan risalah fi al wujud karya Nuruddin al jami. Kecerdasanya mengurai ilmu tasauf  maupun ilmu lahir membuat syekh al Kurani menyarankan syekh yusuf menemui dan berguru kepada Ayyup AL Khawati(1586-1661) ulama terkemuka di Damaskus. 

    Al Khawati adalh tokoh yang menguasai ilmu esoteris dan eksoteris. Kepiawayannya dalam bertasauf dan menyerap dokrin mistisisme sebanding dengan keterampilannya dalam ilmu hadist, fiqih, dan ilmu kalam. Imam besar yang senang di minta nasihatnya oleh sultan ibrahim, penguasa siria, tidak keberatan menerima murid asal makassar ini. Terbukti syekh yusuf mampu lulus dari ujian demi ujian yang diberikan kepada gurunya, hingga ia diberi gelar Al Taj al Khawati (mahkota khawati) dan berhak mengajarkan tarekat Khalwatiyah pula.


   Apalah ilmu bila tiada diamalkan, bagaikan pohon rimbun namun tiada buah. Maka, selepas tuntas mereguk ilmu di negri para nabi ini, syekh yusuf pulang kembali. Arahnya ke Banten. Di sini, ia ditarik oleh surya yang kini telah bergelar Sultan Ageng Tirtayasa, sebagai penasihat agamanya. Untuk memperkuat ikatan, Syekh yusuf pun di nikahkan dengan salah seorang putrinya.

   Kendati tiada pulang ke Gowa, ia kirimkan muridnya untuk mengajar kerabat istana maupun rakyat kesultanan gowa. Kepada Pangeran Abdul Qohar, sang putra mahkota yang hendak berhaji, penasihat ini juga pun menyarankan agar meneruskan perjalanannya menuju istambul. Misi ini tiada lepas dari upaya kerjasama kekhalifahan Otoman guna menandingi VOC yng semakin agresif.

   Sayngnya, pangeran Qohar  yang bergelar sultan haji ini jauh berbeda dengan watak sang ayah. Ia malah maengulurkan tangan kepada VOC. Sultan haji bahkan tega menyudutkan dan memerangi sultan sepuh. Dan satu demi satu pemimpin gagah berani ini ditangkap kompeni. Banten sebagai kesultanan yang berdaulat memang berakhir, namun jalan hidup syekh yusuf sebagai pembangkit penyemangat bangsa melayu tengah di mulai. []

gravatar

keren mas, izin nyimak artikelnya Thanks udah share artikelnya om :DTambahkan saya yah kelingkaran Google plus anda ^_^

- Blogwalking Mastutorial -

gravatar

sangat bermanfaat..
http://roomchord.com

gravatar

hemm bermanfaat mas. nyimak dlu mas

gravatar

sangat bermanfaat mas :)

gravatar

Memang orang dulu itu sakti - sakti. engga kaya orang jaman sekarang sakit- sakit hahah :D

gravatar

perjuangan beliau banyak ditentang kompeni ya gan

gravatar

ia gan beliau adalah contoh bagi rakyat indonesia

Pengikut

Popular Posts